Sunday, July 5, 2020

Apa Itu Ransomware dan Pentingnya Selalu Membackup Data

TL;DR (Ringkasan/Abstraksi, apapun lah):
Ancaman Ransomware sangatlah berbahaya, selalu backup data penting kalian!
All storage media will definitely fail. The important question is when does it happen and how can we keep our data safe.


---
Bismillah, selamat pagi teman-teman. Saya ingin buat postingan ini karena banyak yang sudah servis ke saya dan terkena hal ini. Buat yang belum tahu tentang ransomware pasti akan kaget ketika pertama kali mendengar hal ini apalagi kalau kalian mendengar tentang ini karena kalian kena ransomware. Singkatnya ransomware itu “mengunci” data kalian sehingga kalian perlu menggunakan “kunci” nya lagi untuk mendapatkan datanya kembali (terlepas “kuncinya” itu simetrik atau asimetrik). Saya mau menjelaskan hal ini untuk orang-orang secara general jadi saya tidak akan bahas mendetail tentang ransomware nya ini. Yang jelas, ransomware ini bisa membuat kalian “kehilangan” data kalian dan kalian harus bayar ransom nya (tebusannya) untuk mendapatkan data kalian kembali. Oleh karena itu, saya sangat menyarankan teman-teman untuk membuat salinan data berharga kalian supaya jika komputer kalian terkena ransomware pun kalian tetap bisa bernapas lega karena ada backup.
Prinsip backup yang paling simpel dan mudah dilakukan yaitu 3-2-1 Backup Rule. Singkatnya kalian buat 3 salinan data (1 Production, 2 Backup), 2 data disimpan di media yang berbeda, 1 disimpan offsite. 3-2-1 backup rule ini bukan hanya untuk berjaga-jaga dari ransomware tapi dari hal lain juga seperti kesalahan pengguna, bencana alam, harddisk failure, system failure, dan sebagainya. Target dari penjelasan saya adalah supaya orang yang kurang mengerti teknologi dapat membuat backup dengan mudah dan cepat sehingga tidak membuat kepala meledak dan tetap bisa memanfaatkan prinsip ini. Bagi yang sudah tahu prinsip ini diimplementasikan seperti apa silakan lakukan sesuai dengan yang prinsip dasarnya namun bagi orang yang awam prinsip ini sederhananya jika kita kehilangan data maka setidaknya ada 2 backup data yang bisa kita dapatkan ketika kita kehilangan data. Berikut merupakan contoh penerapan hal ini:
Misalkan saya punya folder penting dengan nama folder yaitu:

tugas_akhir_saya_plis_jangan_hilang

yang saya simpan di drive D. Mari kita terapkan 3-2-1 backup rule:
1.    Buat 3 salinan data.
2.    Simpan di 2 media yang berbeda
3.    Simpan 1 salinan offsite


Saya coba terapkan ketiga aturan diatas dan saya buat supaya saya bisa akses semudah mungkin. Maka yang saya lakukan yaitu menyimpan ketiga salinan data (termasuk data originalnya) di:
1.    D:\ tugas_akhir_saya_plis_jangan_hilang (data original di komputer)
2.    Gunakan backup utility (untuk windows) atau time machine (untuk iOS) atau yang lainnya untuk folder D:\ tugas_akhir_saya_plis_jangan_hilang dengan backup secara periodik
3.    Gunakan media cloud untuk backup. Misalkan D:\tugas_akhir_saya_plis_jangan_hilang disinkronisasi dengan google drive dan selalu di sinkronisasi jika ada perubahan.

Dengan tiga salinan data diatas (1 yang kita langsung edit dan 2 yang otomatis backup) kita bisa tenang jika data kita hilang di folder yang langsung kita edit karena ada 2 salinan lagi yang bekerja otomatis untuk sinkronisasi data dan bisa recover jika data hilang/dihapus walaupun secara sengaja.

No comments:

Post a Comment